Jumat, 12 Oktober 2012

Parabola jendela dunia

Bagi yang tinggal didaerah pinggiran dan jauh dari kota, mungkin sudah terbiasa dengan parabola. Mengapa begitu? karena biasanya dulu, jaman-jaman siaran TV swasta masih sedikit dan terbatas hanya beroperasi di kota besar, maka bagi masyarakat luar kota dan luar pulau jawa, untuk mendapatkan siaran TV alternatif selain TVRI atau untuk mendapatkan sinyal dan menonton channel TV Swasta dan channel TV luar negeri, mereka memasang parabola. Dengan memasang parabola, mereka dapat menangkap siaran TV dari luar negeri dan channel swasta nasional.

Tetapi sekarang, tidak hanya di luar kota atau didaerah terpencil saja, tetapi dikota-kota besar juga sudah banyak masyarakat yang memasang parabola. Tentu saja dengan berbagai macam alasan. Yang tentu saja hobby menjadi salah satu penentu/faktor seseorang untuk memasang parabola. Perkembangan dunia teknologi persatelitan memang relatif cukup cepat. Saya masih ingat ketika harga dish/parabola pada waktu saya masih SD/SMP, masih sangat mahal sampai berjuta-juta, dengan dish yang sangat besar untuk dapat menangkap sinyal satelit. Dan sekarang, cukup dengan dish 6 feet bahkan 3 feet, sudah bisa menangkap sinyal satelit, dengan harga cuma 300-600 ribuan dengan berbagai macam merk misal Tanaka, Venus, Matrik, Starcom, dan lain-lain. Begitu juga dengan peralatannya seperti LNB, Aktuator, Positioner, dan Receiver-nya. Seseorang yang mempunyai parabola di rumah bukan hanya sekedar mencari status dan gaya hidup seeprti jaman dulu pada tahun 90-an, tetapi sudah menjadi hobby. Sekarang sudah banyak dijumpai dari berbagai kalangan yang mendalami dunia per-parabola-an dengan berbagai tingkat dan status sosial.

Sekarang, cukup dengan dana 1 - 1.5 juta, seseorang sudah dapat memasang parabola dan mendapatnya kurang lebih 300 channel dari mancanegara yang disiarkan secara gratis dari berbagai macam satelit. Apakah channel gratis atau yang dalam istilah satelit dikenal dengan istilah FTA (Free To Air) sudah cukup ? Tapi bagi sebagian orang, hal tersebut tidak cukup. Dengan semakin berkembangnya dunia dan teknologi persatelitan, sudah banyak receiver yang bisa membuka channel berbayar seperti hal channel-channel yang dimasukkan dalam paket PAYTV seperti indovision, Telkomvision, atau atau PAYTV luarnegeri seperti Astro dari malaysia, Truvision dari Thailand, dan lain lainnya.

2 komentar:

  1. Hm... benar juga saat ini saya pakai yes TV karena untuk chanel lokal gratis hehehe...

    BalasHapus
  2. @mas anom, kalau untuk mendapatkan channel lokal FTA, bisa didapatkan di satelit palapa dan telkom, lebih lengkap dan lebih cling kualitas gambarnya dibandingkan dengan menggunakan antena UHF, karena sudah digital

    BalasHapus